Oleh : Usamah Bawazir
Diriwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu‘anhuma, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Raja dunia itu ada empat, dua mukmin dan dua kafir. Untuk dua raja yang mukmin, Dzulqarnain dan Sulaiman bin Dawud. Sedangkan 2 raja yang kafir: Namrud bin Kan’an dan Nebukadnezar. Dan bumi akan dikuasai seseorang dari ahli baitku.”(Disebutkan Ibnul Jauzi dalam al-Muntadzam fi at-Tarikh)
Siapakah mereka hingga keberadaannya diakui oleh islam?
Dzulqarnain
Dzulqarnain adalah seorang raja yang kisahnya Allah abadikan dalam surat Al-Kahfi
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya” Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,” (QS. al-Kahfi: 83-84).
kekuasaannya disebutkan mencapai unjung timur dan barat. Ia adalah raja yang tegas menegakkan syariat dan memerangi kemungkaran. Sosok Dzulqarnain sendiri masih menjadi perdebatan dikarenakan banyak hilangnya bukti dan catatan sejarah, terlebih lagi nama Dzulqarnain berarti “bertanduk dua” yang menjadi pertanyaan, siapakah sebenarnya dia? apakah ia adalah Alexander the Great, Koresh Akhmeniyah, Ash-Sha’ab atau seorang raja yang shaleh yang hidup di masa Nabi Ibrahim?
kisahnya yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an ialah ketika Dzulqarnain membangun sebuah dinding raksasa yang membatasi sebuah kaum yang tertindas oleh Ya’juj dan Ma’juj, sebuah kaum perusak yang akan kembali muncul di akhir zaman kelak. kisah ini membuat para ulama berbeda pendapat tentang dzulqarnain.
Ada perbedaan tentang Dzulqarnain, ada yang mengatakan, beliau nabi, ada yang mengatakan, beliau seorang Malaikat. Dan ada yang mengatakan, bukan nabi dan bukan Malaikat. Dan ada yang mengatakan, beliau hanya seorang raja, dan ini pendapat mayoritas ulama. (Fathul Bari).
Diriwayatkan dari Ka’ab Al-Ahbar, dia berkata kepada Muawiyah, “Sesungguhnya ketika Dzulqarnain didatangi kematian, dia berpesan kepada ibunya bila nanti dia meninggal agar membuatkan banyak makanan, mengumpulkan seluruh wanita seisi kota, kemudian menghidangkan makanan di hadapan mereka. Sesudah itu, dia mempersilakan mereka semua menyantap makanan kecuali wanita yang ditinggal mati putranya. Dia tidak boleh memakan sedikit pun makanan itu.
Ketika sang ibu melaksanakan pesan putranya, ternyata tidak ada satu pun wanita yang meletakkan tangannya di atas makanan yang dihidangkan di depannya. Sang ibu heran dan berkata, “Subhanallah, apakah kalian semua ditinggal mati putra kalian?” Mereka menjawab, “Ya, demi Allah, kami semua kehilangan putra kami.” Ternyata diketahui bahwa pesan Dzulqarnain ini bertujuan untuk melipur duka ibunya ditinggal pergi olehnya.
Sulaiman bin Dawud
Sulaiman bin Dawud ‘Alaihi Salam adalah seorang nabi sekaligus raja di kalangan Bani Israil. Menurut Ad-Dinuri, Sulaiman menaklukkan daerah-daerah barat seperti Andalusia, Tangier, dan daerah-daerah pinggir Afrika, kemudian kembali ke Syam. Sulaiman dikenal dapat menguasai seluruh alam atas kehendak Allah, Ialah raja yang menguasai Dunia, mempunyai bala tentara berupa Jin Dan Manusia, dapat memperintah setan, dapat berbicara dengan hewan, dapat memerintahkan angina, dan menguasai berbagai macam keahlian yang tidak dimiliki Raja sebelumnya, Sebagaimana firman Allah:
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi.” (QS. Sad: 35)
“Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS. Naml: 18-19)
“Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya…” (QS. Saba’: 12)
“dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam” (QS. Saba’: 37)
Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan berdiri dan bersandar pada tongkatnya, tanpa diketauhi jin dan makhluk lainnya. Jin terus bekerja hingga rayap memakan ujung tongkat Nabi Sulaiman lalu tubuh sang Nabipun tersungkur di atas tanah. Sebagai mana dijelaskan dalam Al-Qur’an
“Maka ketika Kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba’: 14)
Nebukadnezar
Nebukadnezar atau yang juga dikenal dengan nama Bukhtanshar, ialah seorang Raja yang kejam dari Babilonia yang menjajah dan membantai kaum Bani Israil dan menghancurkan kerajaan yang dibangun oleh Nabi Sulaiman. Ulama Tabiin, Said bin Musayib mengatakan,
“Nebukadnezar menyerang Syam, membakar baitul Maqdis, dan membunuh mereka. Kemudian dia datang ke Damaskus dan membunuh ribuan umat islam di kalangan Bani Israil.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/48)
Di awal kekuasaannya Nebukadnezar kerap mengambil kekuasaan dari raja-raja kecil dengan membayar upteti agar tunduk kepadanya atau memeranginya hingga pada akhirnya kekuasaanya cepat berkembang hingga ke syam, Fenisia, Palestina, Irak, Arab Utara, sebagian kecil di Asia. Nebukadnezar juga pernah mengepung kota yerusalem yang di tempati kaum bani israil selama 18 bulan, menjarah dan membakar semua isi Baitul Maqdis lalu menghabisi ribuan orang-orang Bani Israil termasuk Raja Zedekia. Sebagian kaum Bani Israil berhasil kabur ke mesir, dan yang tidak berhasil kabur dijadikan tawanan, termasuk raja Yoyakhin (Raja Yehuda, Yerusalem), pasukan-pasukannya, hingga para tukang dan pandai besi untuk di jadikan tawanan budak di negerinya di Babilonia, termasuk di dalamnya Nabi Yehezkiel atau Danial (Nabi yang diakui oleh Yahudi), hal ini membuat kaum Bani Israil tercerai-berai pada saat itu.
Tak cukup sampai disitu Nebukadnezar juga terus berperang dengan berbagai Firaun di masanya, mulai dari Firaun Nekho II, Firaun Psamtik II, Firaun Hofra dan firaun Amasis II. Peperangan ini di lakukan di dalam maupun luar mesir, seperti di Karkemis (pada masa Firaun Nekho II), Yerusalem (pada masa Firaun Hofra), Peperangan ini kerap dimenangkan oleh Nebukadnezar, bahkan peperangannya denga Firaun Hofra di yerusalem mengguncang tentara mesir dan menimbulkan konflik internal hingga akhirnya firaun Hofra kabur dari mesir dan digantikan oleh firaun Amasis II yang merupakan seorang jendral pasukan mesir yang dianggap sukses oleh rakyatnya. lagi Nebukadnezar kemudian kembali memenangkan peperangannya dengan firaun Amasis II hingga akhirnya berhasil menginjakkan kaki di Mesir lalu mendirikan tahta kebesaran di Tahpanhes sebelum akhirnya kembali lagi ke Babilonia. Nebukadnezar meninggal dunia di Babilonia pada tahun 562 SM setelah terserang wabah nyamuk.
Namrud
Nama lengkapnya adalah Namrud bin Kan’an bin Kusy bin Ham bin Nuh, merupakan keturunan ke-5 dari Nabi Nuh. ia adalah seorang raja di kota Mesopotamia, Babilonia yang menjadi pusat perdaban dunia setelah banjir bah Nabi Nuh dan hidup semasa dengan nabi Ibrahim. Namrud adalah penguasa zalim pertama di muka bumi yang mendeklarasikan diri sebagai raja dan tuhan.
“Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.” (QS. Baqarah: 258)
Ibnu Katsir berkata, “Tidak ada yang membuat Namrud sampai bertindak zalim, mengingkari Ibrahim dan amat keras menentangnya kecuali keangkuhan dirinya sendiri dan lamanya dia berkuasa. Ada yang mengatakan bahwa dia berkuasa menjadi raja selama 400 tahun.” Ad-Dinuri berkata, “Dikatakan bahwa Namrud bin Kan’an adalah raja pengaku Tuhan yang berkuasa pada era Nabi Ibrahim. Dia adalah saudara sepupu Azar bin Tarih, ayah Ibrahim.”
Nama Namrud terkenal karena usahanya sebagai pendiri Menara Babel yang merupakan menara tertinggi di bumi yang pernah dibangun di zaman itu. kaum mereka dianugerahi dengan kekuatan-kekuatan fisik yang lebih dan keperawakan yang gagah dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Menara inilah yang dikenal hingga saat ini sebagai simbol keangkuhan dan kesombongan manusia. Dituturkan dalam Kitab Injil : Kejadian, 10: 8-12 Namrud mendirikan kota-kota besar seperti Babel, Erekh, Akad yang kesemua kota itu terletak di tanah Sinear, lalu ia pergi ke Asyur dan mendirikan Niniwe, Rehobot-Ir, Kalah, dan Resen.
Diriwayatkan Namrud dan seluruh pasukannya mati di Azab oleh Allah Subhanahu wa ta’ala oleh Wabah nyamuk, seluruh pasukan Namrud mati seketika, darah mereka dihisap dan daging mereka dimakan habis oleh nyamuk, sedangkan Namrud masih selamat tetapi seekor nyamuk di utus untuk masuk ke kepala Namrud melalui lubang hidungnya dan bertahan di kepala Namrud sambil menyiksanya selama 400 tahun. Tak kuat dengan sakitnya, Namrud bahkan memukul-mukul kepalanya dengan tongkat dengan sekuat tenaga. Disebutkan bahwa ia menjadi raja yang zalim selama 400 tahun, maka Allah pun mengazabnya selama 400 tahun hingga akhirnya ia mati karena seekor nyamuk kecil.
wallahualam bishawab