Home » Produk » TENUN CAGCAG DI JEMBRANA BALI

TENUN Cag Cag 1

TENUN CAGCAG DI JEMBRANA BALI

Rp

Penulis : KADEK DWI KAYANA dan I WAYAN SUCA SUMADI

ISBN : 978-602-356-481-1

Cover : Soft Cover

Halaman : 139

Berat : 150

Ukuran : 13,5cm X 19cm

Pada masa Kerajaan Jembrana diyakini sudah ada perajin tenun atau kemahiran tenun cagcag untuk membuat kain yang digunakan untuk keperluan upacara maupun kebutuhan dari kerajaan. Munculnya kain tenun tidak dapat dilepaskan pada kekuasaan kerajaan (Istana) yang memerintah. Pada saat itu orang yang bisa menenun mempunyai kedudukan cukup tinggi dan merupakan masyarakat kesayangan raja. Seseorang yang ahli menenun menjadi perhatian raja karena karya yang dihasilkan sangat berperan penting, baik yang difungsikan sebagai sarana religius maupun sarana sandang bagi raja dan masyarakatnya. Pada masa Kerajaan Jembrana, setiap perempuan saat sebelum merambah pubertas oleh orang tua mereka wajib dapat menenun cagcag ini, sebab erat hubungannya dengan upacara keagamaan, di zaman kerajaan. Semua perempuan diwajibkan dapat menenun cagcag, sehingga setelah pubertas perempuan Bali yang hendak merambah masa pernikahan otomatis kamben (songket) yang mereka tenun akan dipakai dikala upacara pernikahan mereka. Apalagi sampai di akhir hayatnya kain songket itu hendak turut terbakar dikala upacara pengabenan mereka.

BAGIKAN

Pada masa Kerajaan Jembrana diyakini sudah ada perajin tenun atau kemahiran tenun cagcag untuk membuat kain yang digunakan untuk keperluan upacara maupun kebutuhan dari kerajaan. Munculnya kain tenun tidak dapat dilepaskan pada kekuasaan kerajaan (Istana) yang memerintah. Pada saat itu orang yang bisa menenun mempunyai kedudukan cukup tinggi dan merupakan masyarakat kesayangan raja. Seseorang yang ahli menenun menjadi perhatian raja karena karya yang dihasilkan sangat berperan penting, baik yang difungsikan sebagai sarana religius maupun sarana sandang bagi raja dan masyarakatnya. Pada masa Kerajaan Jembrana, setiap perempuan saat sebelum merambah pubertas oleh orang tua mereka wajib dapat menenun cagcag ini, sebab erat hubungannya dengan upacara keagamaan, di zaman kerajaan. Semua perempuan diwajibkan dapat menenun cagcag, sehingga setelah pubertas perempuan Bali yang hendak merambah masa pernikahan otomatis kamben (songket) yang mereka tenun akan dipakai dikala upacara pernikahan mereka. Apalagi sampai di akhir hayatnya kain songket itu hendak turut terbakar dikala upacara pengabenan mereka.

PRODUK LAINNYA

Mengapa Menari ?

Y. Sumandiyo Hadi

Rp.

Kuliner timbu di kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat

I Gusti Ayu Agung Sumarheni dan Dyah Chri Ekasmara

Rp.

GULA GENDING DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR PROVINSI NTB

Hartono dan Dwi Bambang Santosa

Rp.

TVET DAN INDUSTRI KREATIF PEDESAAN

Dr. Widodo, M.Pd, Prof. Dr. Mochammad Bruri Triyono, M.Pd dan Prof. Dr. Drs. Putu Sudira, M.P

Rp.

JAMASAN PUSAKA : Ritual Bulan Sura di Kabupaten Sumenep

Sukari, Ria Intani Tresnasih, Ani Rostiyati, Pristiwanto, Anik Anekawati, Mohammad Herli

Rp.