
Penulis : Ida Bagus Sugianto, I Made Dharma Suteja, dan Hartono
ISBN : 978-602-356-482-8
Cover : Soft Cover
Halaman : 97
Berat : 150g
Ukuran : 13,5cm X 19cm
Kisah Tantri sudah beredar lama di Bali, paling tidak sejak 1728, ketika Ida Pedanda Ketut Pidada menggubah Kidung Tantri Nandhaka-Harana. Di Jawa dan daerah lain di Indonesia, Tantri juga populer dalam dunia cerita rakyat. Fragmen Tantri muncul dalam ukiran-ukiran candi….
Kisah Tantri sudah beredar lama di Bali, paling tidak sejak 1728, ketika Ida Pedanda Ketut Pidada menggubah Kidung Tantri Nandhaka-Harana. Di Jawa dan daerah lain di Indonesia, Tantri juga populer dalam dunia cerita rakyat. Fragmen Tantri muncul dalam ukiran-ukiran candi. I Made Pasek, seorang guru dari Singaraja, menerbitkan buku Ni Dyah Tantri, tahun 1915. Buku ini diterbitkan penerbit Belanda di Batavia dalam huruf Bali, digunakan sebagai bahan ajar di sekolah-sekolah dasar di Bali waktu itu. Pasek menyebutkan bahwa ‘asalnya dari basa Kawi-Bali, diganti dengan bahasa Bali lumrah’ (wit ipun saking basa Kawi- Bali, gentosin titiang antuk basa Bali lumbrah). Tidak disebutkan secara eksplisit dari lontar mana cerita itu disalin. Buku karya Made Pasek inilah yang dicetak ulang berkali-kali, seperti 1916, 1917, lalu 1955, 1976. Dalam cetakan belakangan, huruf Bali-nya ditranskripsikan ke dalam huruf Latin. Versi ringkas cerita ini juga banyak, dijadikan bahan ajar di sekolah-sekolah dasar dan lanjutan. Satu-dua cerita dari kisah Tantri seperti kisah ‘Ida Batur Taskara’ juga dimasukkan ke dalam buku bacaan lain oleh Made Pasek.