Home » Produk » Seni-Budaya Bantul, dari berbagai Perspektif

buku 2 c

Seni-Budaya Bantul, dari berbagai Perspektif

Rp

Penulis : Dr. Sumaryono, M.A (Ed)

ISBN :

Cover : Soft Cover

Halaman : 195

Berat : 150

Ukuran : 15,5cm x 23cm

Pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan para penulis yang tertuang di dalam buku ini menunjukkan potensi dan keragaman seni-budaya di Kab. Bantgul. Keberlangsung seni-budaya di Kab.Bantul secara kontinyu telah berjalan ratusan tahun. Setidaknya sejak era Mataram Islam ketika Panembahan Senapati bertahta, kehidupan seni-budaya di wilayah Bantul telah ada dan menjadi bagian kehidupan sosial-budaya masyarakatnya. Oleh karenanya spirit Mataram masyarakat Bantul secara turun temurun telan berlangsung ratusan tahun. Maka ketika era Kasultanan Yogyakarta, masyarakat Bantul menjadi salah satu pemangku seni budaya Yogyakarta yang cukup responsif. Terlebih ketika era keistimewaan dengan berlakunya Undang-Undang Keistimewaan No. 13 Tahun 2012, dan dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini. Dengan fasilitasi dana keistimewaan melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kab. Bantul, para seniman dan budayawan di Bantul menunjukkan greget dan semangat dalam melestarikan serta mengembangkan seni-budaya di Bantul. Maka sudah menjadi tanggung jawab kita bersama, hubungan kemitraan antara pemerintah daerah melalui Dinas KebudayaanKab. Bantul, DKB dan masyarakat pemangku kepentingan seni budaya penting untuk terus menjaga hubungan kemitraan tersebut. Untuk selanjutnya, hubungan kemitraan dan sinergitas, khususnya antara Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Bantul dengan DKB perlu ditingkatkan di masa-masa mendatang. Adanya kepenegurusan baru lembaga DKB merupakan kesempatan yang baik dan semangat yang baru untuk duduk bersama membicarakan tentang tata-kelola seni-budaya di Bantul agar lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.

BAGIKAN

Pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan para penulis yang tertuang di dalam buku ini menunjukkan potensi dan keragaman seni-budaya di Kab. Bantgul. Keberlangsung seni-budaya di Kab.Bantul secara kontinyu telah berjalan ratusan tahun. Setidaknya sejak era Mataram Islam ketika Panembahan Senapati bertahta, kehidupan seni-budaya di wilayah Bantul telah ada dan menjadi bagian kehidupan sosial-budaya masyarakatnya. Oleh karenanya spirit Mataram masyarakat Bantul secara turun temurun telan berlangsung ratusan tahun. Maka ketika era Kasultanan Yogyakarta, masyarakat Bantul menjadi salah satu pemangku seni budaya Yogyakarta yang cukup responsif. Terlebih ketika era keistimewaan dengan berlakunya Undang-Undang Keistimewaan No. 13 Tahun 2012, dan dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini. Dengan fasilitasi dana keistimewaan melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kab. Bantul, para seniman dan budayawan di Bantul menunjukkan greget dan semangat dalam melestarikan serta mengembangkan seni-budaya di Bantul.

Maka sudah menjadi tanggung jawab kita bersama, hubungan kemitraan antara pemerintah daerah melalui Dinas KebudayaanKab. Bantul, DKB dan masyarakat pemangku kepentingan seni budaya penting untuk terus menjaga hubungan kemitraan tersebut. Untuk selanjutnya, hubungan kemitraan dan sinergitas, khususnya antara Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Bantul dengan DKB perlu ditingkatkan di masa-masa mendatang. Adanya kepenegurusan baru lembaga DKB merupakan kesempatan yang baik dan semangat yang baru untuk duduk bersama membicarakan tentang tata-kelola seni-budaya di Bantul agar lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.

PRODUK LAINNYA

SEABAD TAMANSISWA: JEJAK LANGKAH MENGHIDUPI JIWA MERDEKA  DAN BERKARAKTER

Sutrisna Wibawa, Sudartomo Macaryus, Syamsul Hadi ,Arya Dani Setyawan

Rp.

Sandur di Kabupaten Sumenep

Ria Intani Tresnasih, Ani Rostiyati, dan Ria Andayani Somantri

Rp.